NARASIKEPRI.com, Gaza — Lebih dari 50 warga Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya terluka akibat serangan yang terjadi saat mereka mengantri untuk menerima bantuan kemanusiaan di Rafah, Gaza selatan. Insiden ini terjadi pada Minggu pagi, 1 Juni 2025, dan telah memicu kecaman internasional serta memperburuk krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di wilayah tersebut.
Baca Juga: Serangan Israel di Gaza Dinilai Brutal: Jerman Kecam Aksi Militer Tak Proporsional
Apa yang Terjadi di Gaza?
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola oleh Hamas, serangan terjadi ketika ribuan warga Palestina berkumpul di pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel. Saksi mata melaporkan bahwa pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan, menyebabkan puluhan korban jiwa dan ratusan luka-luka.

Kapan dan Di Mana Kejadian Ini Terjadi?
Insiden tragis ini terjadi pada Minggu pagi, 1 Juni 2025, di kota Rafah, Gaza selatan. GHF baru saja memulai operasinya di wilayah tersebut setelah blokade selama 11 minggu yang diberlakukan oleh Israel sejak awal Maret 2025, yang secara signifikan membatasi akses bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Siapa yang Terlibat?
GHF, organisasi yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel, bertanggung jawab atas distribusi bantuan di wilayah tersebut. Namun, organisasi ini telah mendapat kritik dari berbagai lembaga kemanusiaan internasional, termasuk PBB, karena dianggap tidak netral dan tidak memenuhi prinsip-prinsip kemanusiaan.
Mengapa Hal Ini Terjadi?
Distribusi bantuan oleh GHF menggantikan sistem sebelumnya yang dikelola oleh PBB, yang dianggap lebih netral. Kritik terhadap GHF mencakup tuduhan bahwa distribusi bantuan digunakan sebagai alat politik dan militer, serta kurangnya transparansi dan keamanan dalam proses distribusi.

Bagaimana Reaksi dan Dampaknya?
Insiden ini telah memicu kecaman dari berbagai organisasi internasional dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. PBB dan organisasi kemanusiaan lainnya menyerukan penyelidikan independen dan mendesak agar bantuan kemanusiaan didistribusikan secara aman dan netral.

Insiden tragis di Rafah menyoroti urgensi perlindungan terhadap warga sipil dan pentingnya distribusi bantuan kemanusiaan yang aman dan netral di tengah konflik yang sedang berlangsung. Komunitas internasional diharapkan dapat mengambil langkah konkret untuk memastikan bahwa bantuan mencapai mereka yang membutuhkan tanpa risiko terhadap keselamatan mereka.
(B.Rexxa)