NARASIKEPRI.com, Jakarta — Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) resmi memperkenalkan jajaran robot canggih sebagai bagian dari transformasi teknologi untuk mendukung tugas-tugas kepolisian. Inisiatif ini diumumkan menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79, dengan tujuan meningkatkan efektivitas operasi sambil mengurangi risiko bagi personel di lapangan.
Baca Juga: 1 Juli Diperingati Sebagai Hari Bhayangkara: Sejarah, Makna, dan Perayaan HUT ke-79 Tahun 2025
Langkah ini sejalan dengan Rencana Strategis Polri 2025-2045 yang fokus pada penerapan teknologi berbasis robotika dalam mendukung operasional dan pelayanan publik.
Polri memamerkan berbagai jenis robot, termasuk:
- “Robodogs”: Robot berkaki empat yang dirancang untuk mendeteksi bahan berbahaya, berfungsi serupa dengan unit K9, namun lebih tahan cuaca dan efisien biaya.
- Humanoid Robots: Robot berbentuk manusia yang dilengkapi sistem pengenalan wajah dan kamera 360 derajat untuk pemantauan lalu lintas serta keamanan publik.
- Robotic Tanks dan Drones: Untuk dukungan taktis, pengawasan, dan operasi di medan berisiko tinggi.
Total ada 25 unit robot yang ditampilkan dalam gladi bersih Hari Bhayangkara di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Jumat lalu.
- Polri, sebagai institusi yang menginisiasi dan akan mengoperasikan teknologi robotika ini.
- Sari Teknologi, perusahaan pengembang robot lokal yang dipimpin oleh CEO Johanes Kurnia Widjaja, yang merancang robot-robot tersebut khusus untuk kebutuhan dan tantangan yang dihadapi kepolisian Indonesia.
- Uji coba publik telah dilakukan saat gladi bersih Hari Bhayangkara ke-79 di Monas, Jakarta.
- Robot-robot ini dijadwalkan mulai dioperasikan secara penuh pada tahun 2026, dan akan ditempatkan di lokasi-lokasi dengan tingkat risiko tinggi, seperti:
- Gedung terbengkalai
- Area bencana
- Lokasi pengamanan bom
- Situasi penyanderaan
- Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR)
Menurut Inspektur Jenderal Sandi Nugroho, penggunaan robot adalah upaya untuk meminimalkan risiko terhadap personel kepolisian yang bekerja di medan berbahaya. Selain itu, teknologi ini juga bertujuan untuk meningkatkan akurasi operasional.
“Robot tidak memerlukan pelatihan handler, tidak perlu makan setiap hari, dan mampu bekerja dalam kondisi cuaca ekstrem,” jelas Sandi.
Komjen Dedi Prasetyo, selaku Wakapolri Bidang Pengawasan Internal, menegaskan bahwa robot ini akan menjadi alat bantu vital dalam situasi berbahaya, seperti:
- Penjinakan bom
- Penyanderaan
- Patroli kawasan rawan
- Operasi pencarian korban bencana
- i-K9 Robodog:
- Beroperasi hingga 8 jam nonstop di cuaca ekstrem.
- Dilengkapi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi bahan berbahaya dan melakukan pencarian.
- Humanoid Robots:
- Dirancang untuk pengenalan wajah, pemantauan lalu lintas, dan patroli keamanan.
- Masih dalam tahap pengembangan dengan ribuan jam pengujian dan penyempurnaan algoritma yang terus berlangsung.
- Seluruh sistem terintegrasi dengan kamera 360 derajat, sensor, dan AI untuk mendukung tugas-tugas taktis dan keamanan publik.
Polri juga melakukan studi banding ke negara-negara seperti Tiongkok, Dubai, dan Thailand, yang telah lebih dulu menerapkan robot untuk patroli, layanan dokumen, dan pengawasan publik.
Hadirnya robot-robot canggih dalam tubuh Polri menandai babak baru modernisasi kepolisian di Indonesia. Dengan dukungan teknologi ini, Polri berharap dapat memberikan layanan yang lebih cepat, akurat, dan aman, sekaligus melindungi anggota dari risiko di lapangan. Implementasi penuh akan dimulai pada tahun 2026, dengan target mendukung berbagai operasi keamanan dan pelayanan publik.
(B.Rexxa)


