spot_img

Prabowo Dorong Peningkatan Penerbangan Langsung Rusia-Indonesia, Perkuat Hubungan Strategis

Thursday, August 7, 2025

Wajib dibaca

NARASIKEPRI.com, St. Petersburg Presiden terpilih Prabowo Subianto secara resmi mengundang Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menambah rute dan frekuensi penerbangan langsung ke Indonesia. Undangan ini disampaikan selama pertemuan bilateral yang hangat dan produktif antara kedua pemimpin pada Kamis, 19 Juni 2025, di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia. Inisiatif ini datang langsung dari Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pertemuannya dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Baca Juga: Batam dan Kepri di Garis Depan Perang Narkoba Transnasional, Akuntabilitas Hukum Jadi Sorotan

Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya komprehensif Indonesia untuk memperkuat hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Federasi Rusia, dengan tujuan utama meningkatkan sektor pariwisata dan perdagangan secara signifikan. Undangan eksplisit untuk peningkatan penerbangan langsung, alih-alih sekadar pernyataan umum tentang penguatan hubungan, menunjukkan pendekatan yang sangat proaktif dan terarah dalam diplomasi ekonomi Indonesia. Hal ini memperlihatkan bahwa Indonesia tidak hanya pasif dalam mencari keuntungan ekonomi, tetapi secara aktif mengidentifikasi dan mengusulkan mekanisme konkret yang dapat ditindaklanjuti, seperti peningkatan konektivitas, untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasionalnya. Pendekatan ini menyoroti kebijakan luar negeri yang pragmatis dan berorientasi pada hasil, yang mencari dampak langsung dan terukur pada sektor-sektor utama seperti pariwisata dan perdagangan, menunjukkan sikap yang matang dan tegas dalam keterlibatan ekonomi global.

Latar Belakang Pertemuan: Diplomasi di Tengah Forum Ekonomi Internasional

Prabowo Dorong Peningkatan Penerbangan Langsung Rusia-Indonesia, Perkuat Hubungan Strategis
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melakukan pertemuan dengan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin dalam suasana hangat dan bersahabat di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis, 19 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

Pertemuan antara Presiden Prabowo dan Presiden Putin berlangsung dalam suasana yang sangat hangat dan produktif di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada 19 Juni 2025. Kunjungan Presiden Prabowo ke St. Petersburg dijadwalkan berlangsung dari 18 hingga 20 Juni 2025. Selama kunjungan ini, ia juga berpartisipasi sebagai tamu kehormatan dalam Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 pada hari Jumat.  

Pertemuan ini memiliki signifikansi ganda. Ini adalah kunjungan kenegaraan pertama Prabowo ke Rusia sejak dilantik sebagai Presiden Indonesia. Namun, hubungan dengan Putin bukanlah hal baru; Prabowo telah bertemu Putin sebelumnya pada Juli 2024 dan telah mengunjungi Rusia sebanyak lima kali sebagai Menteri Pertahanan antara tahun 2019 dan 2024. Konsistensi dalam pertemuan tingkat tinggi ini mengindikasikan upaya yang disengaja dan berkelanjutan untuk memperdalam hubungan bilateral.  

Keputusan Prabowo untuk menghadiri Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) dan bertemu dengan Presiden Putin, terutama saat ia tidak menghadiri KTT G7 di Kanada , merupakan sinyal geopolitik yang disengaja dan kuat. Tindakan ini secara tegas memperkuat komitmen Indonesia terhadap kebijakan luar negeri yang independen dan non-blok. Ini menunjukkan kesediaan Indonesia untuk terlibat dengan berbagai kekuatan global dan forum yang tidak didominasi Barat seperti BRICS , bahkan di tengah meningkatnya ketegangan internasional yang melibatkan Rusia. Pilihan waktu dan tempat yang strategis ini menggarisbawahi bahwa keputusan kebijakan luar negeri Indonesia didorong oleh kepentingan nasionalnya dan keinginan untuk mendiversifikasi kemitraan, daripada didikte oleh keberpihakan pada blok kekuatan tertentu. Bagi Rusia, ini juga berfungsi sebagai platform penting untuk menunjukkan keterlibatan internasionalnya yang berkelanjutan meskipun ada upaya isolasi dari Barat. Tahun ini, Indonesia dan Rusia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik, sebuah tonggak sejarah yang menegaskan posisi Rusia sebagai mitra penting bagi Indonesia di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, sosial, dan budaya.  

Undangan Penerbangan Langsung: Membuka Gerbang Pariwisata dan Perdagangan

Prabowo Dorong Peningkatan Penerbangan Langsung Rusia-Indonesia, Perkuat Hubungan Strategis
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin menyampaikan keterangan pers bersama usai pertemuan bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, pada Kamis, 19 Juni 2025. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

Dalam konferensi pers bersama Presiden Putin, Presiden Prabowo secara eksplisit menyatakan bahwa Indonesia membuka peluang untuk peningkatan jumlah penerbangan langsung dari Rusia ke berbagai kota di Indonesia, tidak hanya terbatas pada Bali. Saat ini, maskapai penerbangan terbesar Rusia mengoperasikan penerbangan langsung Moskow-Bali sebanyak tiga kali seminggu, dengan frekuensi yang meningkat menjadi empat kali seminggu selama musim dingin.  

Undangan ini merupakan tindak lanjut dari pembicaraan Prabowo sebelumnya dengan Presiden Putin pada Juli 2024, di mana Putin telah menyatakan minatnya untuk membuka penerbangan langsung ke Indonesia. Sebagai bagian dari upaya untuk menyederhanakan perjalanan wisata antar negara, Presiden Putin juga mencatat bahwa Konsulat Kehormatan Rusia telah dibuka di Bali pada Januari 2025. Upaya bersama ini bertujuan untuk memfasilitasi dan mendorong peningkatan arus wisatawan dan perdagangan, yang secara langsung mendukung tujuan Indonesia untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata [User Query].  

Baca Juga :  Akhiri Lawatan di Arab Saudi, Presiden Prabowo Melaju ke KTT BRICS

Penekanan pada perluasan penerbangan langsung di luar Bali ke “berbagai kota di Indonesia” mengungkapkan visi strategis untuk pengembangan pariwisata nasional yang melampaui destinasi utama tradisional. Pendekatan ini bertujuan untuk mencapai beberapa tujuan: pertama, untuk mendiversifikasi destinasi wisata, sehingga mengurangi ketergantungan berlebihan pada Bali dan mendistribusikan manfaat ekonomi pariwisata secara lebih luas di seluruh kepulauan Indonesia. Kedua, hal ini berupaya menarik berbagai jenis wisatawan Rusia yang mungkin tertarik untuk menjelajahi warisan budaya Indonesia yang beragam, pariwisata petualangan, atau peluang bisnis di luar liburan. Ketiga, ini menandakan kesiapan dan kapasitas Indonesia yang terus berkembang untuk mengakomodasi peningkatan kedatangan internasional di berbagai pusat regional, yang mendukung pengembangan infrastruktur yang lebih luas dan tujuan pertumbuhan ekonomi regional. Ini sangat selaras dengan kepentingan nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata [User Query].  

Penguatan Hubungan Ekonomi dan Investasi Bilateral

Hubungan bilateral antara Rusia dan Indonesia menunjukkan perkembangan yang stabil dan positif, ditandai dengan peningkatan volume perdagangan. Diskusi antara kedua pemimpin mencakup kerja sama di berbagai sektor vital, termasuk perdagangan, investasi, pertanian, eksplorasi luar angkasa, energi, dan kerja sama militer-teknis, menandakan kemajuan substansial di berbagai bidang.  

Sebagai bukti konkret penguatan hubungan ekonomi, Dana Kekayaan Berdaulat Indonesia (Danantara Indonesia) dan Dana Investasi Langsung Rusia telah menyepakati pembentukan dana investasi bersama senilai $2,29 miliar (€2 miliar). Presiden Putin secara eksplisit menyebut Indonesia sebagai “kekuatan ekonomi global masa depan” dan “mitra utama” Rusia di kawasan Asia-Pasifik, menggarisbawahi pentingnya Indonesia dalam strategi luar negeri Rusia.  

Prabowo juga menyampaikan apresiasi mendalam kepada Rusia atas dukungannya terhadap keanggotaan penuh Indonesia dalam kelompok BRICS. Putin menyatakan optimisme bahwa Indonesia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap aktivitas organisasi tersebut sebagai anggota penuh. Keanggotaan penuh Indonesia dalam kelompok BRICS, yang secara aktif didukung oleh Rusia, berfungsi sebagai pengali ekonomi dan diplomatik yang signifikan bagi Jakarta. Secara ekonomi, hal ini membuka jalur baru dan terdiversifikasi untuk perdagangan, investasi, dan kerja sama keuangan dengan blok ekonomi-ekonomi berkembang utama, berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia pada pasar dan sistem keuangan tradisional yang didominasi Barat. Secara diplomatik, BRICS menyediakan platform berpengaruh bagi Indonesia untuk menegaskan suaranya dalam tata kelola global dan mengadvokasi tatanan dunia yang lebih multipolar, selaras sempurna dengan kebijakan luar negerinya yang non-blok dengan berpartisipasi dalam forum yang menawarkan alternatif bagi struktur yang dipimpin Barat. Posisi strategis ini meningkatkan daya tawar dan otonomi strategis Indonesia di panggung internasional, secara langsung berkontribusi pada kepentingan ekonomi dan politik nasionalnya.  

Diskusi yang meluas melampaui perdagangan konvensional dan pariwisata untuk mencakup pertanian, eksplorasi luar angkasa, energi, dan kerja sama militer-teknis menunjukkan langkah yang disengaja menuju kemitraan ekonomi yang lebih komprehensif dan strategis. Diversifikasi ke sektor-sektor bernilai tinggi dan strategis ini menandakan visi jangka panjang untuk hubungan bilateral, yang bertujuan tidak hanya untuk keuntungan komersial langsung tetapi juga untuk transfer teknologi, peningkatan keamanan energi, dan kemandirian pertahanan yang lebih besar. Area-area ini merupakan komponen penting dari kepentingan nasional Indonesia dan berkontribusi secara signifikan terhadap ketahanan ekonomi jangka panjang dan kemandirian strategisnya. Dana investasi sebesar $2,29 miliar semakin menggarisbawahi komitmen terhadap keterlibatan ekonomi yang lebih dalam dan kompleks ini.

Sikap Politik Luar Negeri Independen dan Non-Blok Indonesia

Undangan Prabowo kepada Rusia, yang datang di tengah ketegangan geopolitik global yang melibatkan Rusia, secara jelas mengindikasikan bahwa Indonesia terus mengejar kebijakan luar negeri yang independen dan non-blok. Pendekatan ini secara konsisten memprioritaskan kepentingan nasional, seperti pertumbuhan ekonomi melalui pariwisata dan perdagangan, di atas keberpihakan pada blok kekuatan tertentu, mencerminkan sikap diplomatik yang pragmatis dan terbuka.  

Indonesia berupaya menjalin hubungan dekat dengan semua negara, termasuk Rusia dan Amerika Serikat, sebagai strategi untuk mengurangi ketergantungan pada satu pihak dan mendiversifikasi kemitraan globalnya. Prabowo secara tegas menyatakan bahwa Indonesia tidak akan bergabung dengan blok militer mana pun. Ini ditegaskan meskipun Indonesia telah melakukan latihan angkatan laut bersama dengan Rusia di Laut Jawa pada November 2024 dan pada saat yang sama meningkatkan hubungannya dengan AS menjadi kemitraan strategis komprehensif pada tahun 2023.  

Baca Juga :  Li Claudia Komitmen Benahi Penataan Kota Batam untuk Dukung Iklim Investasi

Kebijakan luar negeri Indonesia tidak hanya non-blok, melainkan “non-blok yang asertif”. Ini menyiratkan strategi proaktif dan canggih untuk terlibat dengan semua kekuatan global utama, termasuk mereka yang memiliki hubungan tegang seperti Rusia dan Amerika Serikat, guna memaksimalkan kepentingan nasional dan mempertahankan otonomi strategis. Pelaksanaan latihan militer bersama dengan Rusia secara bersamaan dengan peningkatan hubungan dengan AS menjadi kemitraan strategis komprehensif adalah contoh sempurna dari tindakan penyeimbangan yang rumit ini. Pendekatan ini memungkinkan Indonesia untuk memanfaatkan berbagai kemitraan untuk pertumbuhan ekonomi, kemajuan teknologi, dan pengaruh diplomatik tanpa terikat oleh politik blok tradisional, menunjukkan postur diplomatik yang sangat pragmatis dan adaptif dalam lanskap global yang semakin multipolar. Kedua negara, Indonesia dan Rusia, menemukan keselarasan pandangan pada banyak isu dalam agenda global, secara konsisten mendukung kedaulatan setiap negara, menganjurkan solusi damai untuk konflik, dan menekankan penyelesaian sengketa melalui kerja sama daripada konfrontasi.  

Kerja Sama di Sektor Lain: Pendidikan dan Budaya

Selain fokus pada ekonomi dan diplomasi, Presiden Prabowo juga mendorong peningkatan jumlah pelajar Indonesia yang melanjutkan studi di Rusia melalui program beasiswa yang disediakan oleh pemerintah Indonesia. Sebagai respons, Presiden Putin mencatat bahwa pusat pembelajaran bahasa Rusia telah berhasil dibuka di Jakarta dan Bali, dan saat ini lebih dari 500 warga Indonesia sedang menempuh pendidikan di Rusia.  

Kedua negara menegaskan komitmen mereka untuk terus memperkuat kerja sama di bidang ilmu pengetahuan dan budaya, yang merupakan fondasi penting bagi hubungan jangka panjang. Penekanan pada peningkatan jumlah pelajar Indonesia yang belajar di Rusia melalui beasiswa pemerintah, pembentukan pusat bahasa Rusia di Jakarta dan Bali, serta komitmen yang lebih luas untuk memperkuat kerja sama ilmu pengetahuan dan budaya menandakan investasi strategis jangka panjang dalam kekuatan lunak dan pengembangan sumber daya manusia. Inisiatif-inisiatif ini menumbuhkan pemahaman timbal balik yang lebih dalam, apresiasi budaya, dan koneksi antarmanusia, yang sangat penting untuk membangun hubungan bilateral yang tangguh yang melampaui fluktuasi politik atau ekonomi jangka pendek. Selain itu, dengan membekali tenaga kerja masa depan Indonesia dengan beragam keterampilan dan perspektif global, kerja sama ini secara halus namun signifikan berkontribusi pada pembangunan nasional dan meningkatkan kapasitas Indonesia untuk terlibat secara efektif di panggung internasional.  

Prospek Masa Depan Hubungan Indonesia-Rusia

Presiden Putin secara konsisten melihat Indonesia sebagai “kekuatan ekonomi global masa depan” dan menyatakan optimisme yang tinggi terhadap kontribusi signifikan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS. Pengakuan konsisten Presiden Putin terhadap Indonesia sebagai “kekuatan ekonomi global masa depan” dan “mitra utama di Asia-Pasifik” menyoroti pengakuan timbal balik yang mendalam akan pentingnya strategis antara kedua negara. Bagi Rusia, Indonesia menawarkan pintu gerbang penting untuk memperkuat pengaruhnya di Asia Tenggara dan Global South yang lebih luas, berfungsi sebagai penyeimbang upaya isolasi Barat. Bagi Indonesia, penegasan dari kekuatan global utama ini memvalidasi kedudukan internasionalnya yang berkembang dan memberikan daya tawar yang signifikan dalam mengejar kebijakan luar negerinya yang independen. Manfaat timbal balik ini menciptakan fondasi yang kuat untuk hubungan yang berkelanjutan dan semakin dalam, mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pemain yang semakin signifikan dalam tatanan global yang berkembang.  

Hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia diperkirakan akan terus menguat di masa mendatang, didorong oleh kemajuan yang telah dicapai di berbagai sektor kerja sama dan keselarasan pandangan pada isu-isu global yang penting. Indonesia, melalui kebijakan luar negerinya yang independen dan pragmatis, akan terus mencari peluang untuk memperdalam kemitraan yang saling menguntungkan dengan berbagai negara, termasuk Rusia, untuk mencapai kepentingan nasionalnya.  

Kesimpulan

Pertemuan antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Vladimir Putin menggarisbawahi komitmen kuat Indonesia untuk memperdalam hubungan dengan Federasi Rusia. Dorongan untuk peningkatan penerbangan langsung, di samping kesepakatan investasi substansial dan dukungan keanggotaan BRICS, menjadi bukti nyata pendekatan pragmatis Indonesia dalam diplomasi global. Langkah-langkah ini secara jelas menunjukkan bahwa Indonesia terus memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dan kedaulatan nasionalnya melalui kebijakan luar negeri yang independen dan non-blok, secara aktif menavigasi dinamika geopolitik yang kompleks untuk kepentingan terbaik bangsa.

(B.Rexxa)

Lebih Banyak Artikel

- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru