NARASIKEPRI.com, BATAM — Seorang pengusaha ponsel di Batam, Kendri Wahyudi, menghadapi ancaman hukuman pidana serius setelah didakwa selundupkan 100 unit iPhone XR bekas tanpa melalui prosedur kepabeanan. Kasus ini mulai disidangkan di Pengadilan Negeri (PN) Batam pada Rabu, 28 Mei 2025, dan menjadi sorotan karena nilai kerugian negara yang ditimbulkan mencapai hampir Rp100 juta.
Baca Juga: Evaluasi Janji Politik: 100 Hari Pertama Gubernur/Walikota Terpilih
🕵️♂️ Modus Operandi: Penyelundupan Melalui Bandara Hang Nadim
Dalam dakwaan yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Gilang dari Kejaksaan Negeri Batam, terungkap bahwa pada 29 Desember 2024, Kendri memerintahkan karyawannya, Yeyen Tumina, untuk membawa koper berisi 100 unit iPhone XR bekas dari Batam menuju Jakarta melalui Bandara Internasional Hang Nadim. Barang tersebut sempat disembunyikan di salah satu toko oleh-oleh di area keberangkatan domestik sebelum akhirnya dibantu masuk ke pesawat oleh Norman Wageanto, yang disebut sebagai perwakilan protokoler dari Batalyon Komposit 1/Gardapati Natuna.

📉 Kerugian Negara dan Pelanggaran Hukum
Menurut JPU Gilang, potensi kerugian negara akibat perbuatan terdakwa mencapai Rp99,3 juta. Seluruh ponsel yang diselundupkan tidak terdaftar di sistem IMEI nasional serta belum dikenakan dan dilunasi bea masuk sebagaimana diatur dalam peraturan kepabeanan. Atas perbuatannya, Kendri dijerat dengan Pasal 102 huruf f Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP, yang mengatur pidana terhadap setiap orang yang dengan sengaja menyelundupkan barang tanpa prosedur resmi pabean.
🔁 Aksi Berulang dan Keterlibatan Pihak Lain
Jaksa juga mengungkap bahwa aksi ini bukan kali pertama dilakukan oleh Kendri. Terdakwa telah empat kali mengirimkan ponsel bekas ke Jakarta melalui saksi Yeyen Tumina. Selain itu, dalam persidangan sebelumnya, saksi Norman Wageanto mengaku telah lima kali membantu proses penyelundupan ponsel dari Batam melalui jalur udara. Ia menerima upah sebesar Rp60 ribu per unit dari Kendri.
🧳 Penangkapan dan Proses Hukum
Aksi tersebut terbongkar ketika petugas Bea dan Cukai mencurigai koper yang dibawa Yeyen di area boarding. Setelah pemeriksaan, ditemukan bahwa seluruh ponsel tidak terdaftar di sistem IMEI nasional serta belum dikenakan dan dilunasi bea masuk sebagaimana diatur dalam peraturan kepabeanan. Menariknya, meski telah ditahan sejak Maret 2025, Kendri tidak mengajukan keberatan atas dakwaan yang disampaikan jaksa. Ia hanya memberikan jawaban singkat saat dimintai tanggapan oleh hakim.
Sidang akan kembali digelar pekan depan dengan agenda pemeriksaan saksi-saksi untuk mendalami keterlibatan pihak lain dalam dugaan penyelundupan ini.
(B.Rexxa)