NarasiKepri.com, Batam – Menjelang akhir masa pengelolaan Pelabuhan Ferry Internasional Batam Centre pada 1 Agustus 2024, ketegangan antara PT Synergy Tharada dan Badan Pengusahaan (BP) Batam meningkat.
Synergy Tharada mengklaim bahwa proses pengakhiran konsesi terlalu cepat dan tidak melibatkan mereka dalam proses tersebut. Mereka telah mengajukan gugatan hukum terhadap BP Batam.
BP Batam menegaskan bahwa transisi ke pengelola baru, PT Metro Nusantara Bahari, tidak akan mengganggu operasional pelabuhan.
“Fungsi pelabuhan tetap akan berjalan normal. Proses konsesi sedang berlangsung,” kata Anggota Bidang Pengusahaan BP Batam, Wan Darussalam, di Hotel Radisson Batam pada Rabu (31/07/2024).
BP Batam telah membentuk tim khusus untuk menangani proses pengakhiran konsesi dan transisi.
“Kita sudah mengundang Synergy Tharada. Proses teknis masih dibahas, namun pelayanan pelabuhan akan tetap normal,” tegas Wan Darussalam.
Pengelolaan Pelabuhan Ferry Batam Centre akan diambil alih oleh PT Metro Nusantara Bahari yang memenangkan tender dengan investasi sebesar Rp81,24 miliar untuk jangka waktu 25 tahun.
Kepala Biro Humas BP Batam, Ariastuty Sirait, menjelaskan bahwa serah terima aset dari pengelola lama ke BP Batam, dan kemudian ke pengelola baru, akan dilakukan pada 1 Agustus 2024.
Namun, Synergy Tharada mengkritik proses ini dan telah mengajukan gugatan perdata serta gugatan administratif.
Kuasa Hukum PT Synergy Tharada, Desmi Harfi, menyatakan bahwa BP Batam melanggar perjanjian dengan tidak memperpanjang kontrak.
“Gugatan sudah terdaftar di PN Batam dan di pengadilan Tata Usaha Jakarta,” jelas Desmi.
Suryo Prabowo dari Synergy Tharada berharap proses pengakhiran konsesi dapat berjalan tanpa polemik.
“Kami tetap akan memberikan layanan hingga masa konsesi berakhir, karena kami yang memiliki izin IMO,” tegasnya.
Penulis: redaksi
