Narasikepri.com Batam – Beberapa hari terakhir, masyarakat Kota Batam terhenyak dengan sikap politik dari Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, yang tiba-tiba berbalik arah mendeklarasikan dukungannya terhadap Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, pada Pilwako Batam 2024.
Rudi mulai “melegowokan” Amsakar, yang beberapa tahun terakhir ini dianggapnya rival lantaran niat Rudi semula yang menginginkan istrinya, Wakil Gubernur Kepri, Marlin Agustina, untuk “diwariskan” kursi Batam 1.
Hingga hari ini, Rudi telah melakukan deklarasi bersama relawannya di dua titik di Kota Batam. Meski ada sayup-sayup berbisik mengenai niatan apa yang membuat Rudi melakukan hal tersebut.
Sebagai masyarakat Kota Batam, deklarasi di sejumlah titik dengan menghadirkan massa yang banyak serta pemasangan spanduk dan baliho di sepanjang Kota Batam, belum cukup bagi Rudi untuk membuktikan dukungannya terhadap Amsakar dan calon wakilnya, Li Claudia Chandra.
Langkah paling nyata yang mesti dilakukan Rudi hari ini kepada Amsakar Achmad adalah mengembalikan fungsi dan tugasnya sebagaimana mestinya. Sudah menjadi konsumsi publik bahwa sejak dua tahun belakangan ini, Amsakar hanya sebatas status semata. Banyak hal dari jabatan Wakil Wali Kota Batam yang disandang Amsakar telah lama dihilangkan.
Misalnya, protokoler yang selama ini dicabut seharusnya dikembalikan lagi kepada Amsakar. Ini adalah bukti konkret Rudi mendukung pencalonan Amsakar Achmad di Pilwako Batam 2024.
Selain itu, Rudi yang telah terang-terangan mendukung Amsakar, seharusnya sejak deklarasi kemarin, sudah seyogyanya “membiarkan” lagi para ASN dan tenaga honorer di lingkup Pemerintah Kota Batam untuk kembali menemani Amsakar setiap berkunjung ke masyarakat. Jangan lagi ada intimidasi kepada mereka untuk hadir, bertemu, bercerita, berfoto, dan lain sebagainya saat bertemu Amsakar, seperti yang terjadi saat ini.
Dengan Rudi memberikan kebebasan kepada staf di bawahnya, otomatis segala kerinduan mereka terhadap sosok Amsakar akan terobati.
“Pengebirian” hubungan antar staf dan Amsakar ini, jika dibiarkan, dapat menghancurkan hubungan pertemanan yang telah terbina selama puluhan tahun. Mereka yang telah bersahabat sejak lama menjadi takut untuk bersua dengannya, membuat Amsakar terasa asing di rumah dan lingkungan yang telah ia tempati sejak lama.
Hal lain, Rudi saat deklarasi menyebut harapannya agar pembangunan Kota Batam dapat dilanjutkan oleh Amsakar-Li Claudia nantinya apabila mendapatkan mandat dari masyarakat Kota Batam.
Agar proses “transisi” kepemimpinan ini dapat berjalan baik dan membuat keberlanjutan pembangunan sesuai harapan, proses memperbaiki komunikasi dan hubungan antara Rudi dan Amsakar mutlak diperlukan. Jangan sampai hal ini semakin berlarut-larut, apalagi Rudi telah menyatakan dukungannya untuk Amsakar.
Ini semua terpulang kepada Rudi. Jika ia serius mendukung Amsakar Achmad (walau dilabeli niat tertentu), tentu prosesnya tak hanya sekedar deklarasi, namun Rudi harus melakukan hal tersebut di atas. Bagaimana Pak Wali, bisa?
Penulis: iz