NARASIKEPRI.com, Muscat – Amerika Serikat dan Iran dijadwalkan kembali menggelar perundingan nuklir pada 15 Juni 2025 di Muscat, Oman. Ini merupakan putaran keenam dari negosiasi yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan terkait program nuklir Iran dan sanksi ekonomi yang diberlakukan oleh AS.
Baca Juga: Ketegangan Memuncak: Roket dari Suriah Picu Sirene Peringatan di Israel
Latar Belakang Perundingan
Perundingan ini merupakan kelanjutan dari serangkaian negosiasi yang telah berlangsung sejak awal 2024. Iran berusaha mendapatkan pelonggaran sanksi ekonomi yang telah membebani sektor energi dan keuangan mereka, sementara AS menuntut transparansi lebih besar dalam program nuklir Iran untuk mencegah pengembangan senjata nuklir.
Agenda dan Harapan
Dalam pertemuan kali ini, Iran dikabarkan akan mengajukan proposal baru yang berisi kerangka kerja untuk kesepakatan sementara. Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Majid Takht-Ravanchi, menyatakan bahwa proposal tersebut dapat menjadi dasar bagi negosiasi lebih lanjut. Sementara itu, AS melalui utusan khususnya, Steve Witkoff, menegaskan bahwa pihaknya akan tetap berpegang pada prinsip non-proliferasi nuklir dan memastikan Iran mematuhi standar internasional.
Dampak Global
Negosiasi ini menjadi perhatian dunia karena berpotensi mempengaruhi stabilitas di Timur Tengah serta harga minyak global. Jika kesepakatan tercapai, Iran dapat kembali mengekspor minyak dalam jumlah besar, yang dapat menurunkan harga energi di pasar internasional.
(B.Rexxa)