Berita ini mengulas perkembangan situasi yang terjadi pada hari sebelumnya, Minggu (29 Juni 2025), di kawasan Eropa Timur yang memanas akibat eskalasi konflik Rusia-Ukraina.
NARASIKEPRI.com, Kiev — Ketegangan di Eropa Timur kembali memuncak setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesar ke Ukraina sejak dimulainya invasi skala penuh pada Februari 2022. Gelombang serangan ini memicu respons cepat dari NATO, termasuk Polandia, yang langsung meningkatkan tingkat kesiagaan militer.
Kementerian Pertahanan Polandia dalam pernyataan resminya menyebutkan bahwa jet-jet tempur NATO, termasuk milik Polandia, dikerahkan untuk melakukan patroli dan pengawasan ketat terhadap kemungkinan pelanggaran wilayah udara selama serangan berlangsung.
“Seluruh sistem pertahanan dan pengawasan kami siaga penuh,” tegas militer Polandia seperti dikutip CNBC, Senin (30/6).
Setelah situasi mulai kondusif, otoritas Polandia memastikan bahwa tidak ada rudal atau drone Rusia yang memasuki wilayah udara NATO, khususnya Polandia.
🚀 Serangan Terbesar Sejak Invasi
Menurut Kolonel Yuriy Ignat, juru bicara Angkatan Udara Ukraina, serangan ini adalah yang terbesar selama tiga tahun perang, baik dari segi jumlah rudal maupun drone yang digunakan.
Rincian serangan mencakup:
- 477 unit kombinasi drone dan umpan.
- 60 rudal dari berbagai jenis, termasuk rudal hipersonik.
Dari total tersebut, militer Ukraina mengklaim berhasil:
- Menembak jatuh 211 drone.
- Mencegat 1 rudal balistik jarak pendek, 4 rudal Kalibr, dan 33 rudal jelajah Kh-101.
Kementerian Pertahanan Rusia menyebut serangan ini sebagai operasi gabungan berbasis udara, laut, dan darat, dengan sasaran utama fasilitas industri militer, kilang minyak, serta infrastruktur energi Ukraina.
Rudal hipersonik Kinzhal yang diluncurkan dari wilayah Tambov, Rusia, menjadi bagian dari arsenal yang dikerahkan.
🔥 Dampak Serangan ke Wilayah Sipil
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melaporkan bahwa sejumlah kawasan sipil ikut terdampak. Di kota Smila, Ukraina tengah, seorang anak dan lima warga lainnya mengalami luka akibat hantaman rudal.
“Rusia menargetkan fasilitas energi, infrastruktur penting, dan kawasan permukiman,” ungkap Andriy Yermak, Kepala Staf Kepresidenan Ukraina.
Di wilayah barat Ukraina, seperti Lviv dan Volyn, sirene udara berbunyi nyaris tanpa henti sepanjang malam. Meski tidak ada korban jiwa di Lviv, Wali Kota Andriy Sadovyi menyatakan bahwa serangan kali ini menyasar berbagai infrastruktur vital.
⚠️ Dekat Perbatasan NATO, Kewaspadaan Meningkat
Intensitas serangan yang mendekati wilayah perbatasan NATO meningkatkan kekhawatiran akan potensi konflik yang meluas. Meskipun belum ada pelanggaran wilayah yang memicu Pasal 5 NATO—yang menyebut serangan terhadap satu anggota adalah serangan terhadap seluruh anggota—insiden ini menjadi peringatan serius.
Untuk memperkuat pertahanan, negara-negara seperti Inggris dan Swedia sejak April 2025 telah mengirimkan pesawat tempur ke Polandia untuk menjalankan patroli udara dalam rangka rotasi misi pertahanan NATO.
💔 Pilot F-16 Ukraina Gugur di Tengah Serangan
Dalam upaya mempertahankan wilayah udara, Letnan Kolonel Maksym Ustimenko, salah satu pilot terbaik Ukraina, gugur saat berusaha mencegat rudal dan drone musuh.
Presiden Zelensky langsung memerintahkan investigasi penuh atas insiden tersebut.
“Saya berterima kasih kepada semua yang melindungi Ukraina. Kehilangan ini adalah luka mendalam bagi bangsa,” ucap Zelensky.
Sejak tahun lalu, sedikitnya dua pilot F-16 lainnya dari Ukraina juga dilaporkan gugur dalam tugas serupa.
📊 Eskalasi Serangan Semakin Brutal
Data dari pemerintahan Ukraina menunjukkan bahwa dalam sepekan terakhir, Rusia telah meluncurkan:
- 114 rudal,
- 1.270 drone,
- dan hampir 1.100 bom luncur ke berbagai wilayah Ukraina.
Eskalasi ini menjadi serangan udara terberat sejak awal perang, dengan pola serangan yang semakin mendekati garis perbatasan negara-negara NATO.
(B.Rexxa)