Pemerintah Evakuasi 29 WNI dari Iran, Ketegangan Timur Tengah Picu Langkah Darurat Indonesia

Friday, November 14, 2025

Wajib dibaca

NARASIKEPRI.com, Jakarta — Pemerintah Indonesia secara resmi memulangkan gelombang pertama warga negara Indonesia (WNI) dari Iran sebagai respons atas meningkatnya eskalasi konflik bersenjata di kawasan Timur Tengah, khususnya antara Iran dan Israel. Sebanyak 29 WNI telah diterbangkan dari Baku, Azerbaijan, dan dijadwalkan tiba di Jakarta pada Selasa sore, 24 Juni 2025.

Baca Juga: Dukungan Amerika Serikat terhadap Serangan Israel ke Iran Picu Krisis Internasional Baru

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Budi Gunawan mengungkapkan bahwa langkah evakuasi ini merupakan bagian dari arahan langsung Presiden Prabowo Subianto, yang memerintahkan agar perlindungan terhadap WNI di zona konflik menjadi prioritas nasional.

“Presiden Prabowo memerintahkan seluruh jajaran untuk menyiapkan rencana kontijensi dan evakuasi menyeluruh bagi WNI di Timur Tengah, termasuk Iran,” tegas Budi dalam keterangan resmi pada Senin (23/6/2025).

Menurut Budi, total ada 97 WNI yang telah dievakuasi ke Azerbaijan dan saat ini berada dalam kondisi aman. Dari jumlah itu, 29 orang menjadi bagian dari gelombang pertama pemulangan yang dibagi dalam tiga penerbangan komersial berbeda. Pemerintah, lanjutnya, tengah memantau kondisi geopolitik terkini untuk mempersiapkan evakuasi lanjutan jika situasi memburuk.

🌍 Latar Belakang Konflik: Iran, Israel, dan Ancaman Nuklir

Pemulangan WNI ini terjadi di tengah kekhawatiran global akan pecahnya perang terbuka antara Iran dan Israel, menyusul laporan terbaru dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa Iran telah mengakumulasi cadangan uranium yang cukup untuk membuat satu bom nuklir, jika melalui proses lanjutan.

Pernyataan tegas pun keluar dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang dalam wawancaranya dengan New York Post menyatakan bahwa Israel siap menggempur situs nuklir bawah tanah Iran di Fordow, bahkan tanpa dukungan militer Amerika Serikat.

Baca Juga :  Kapal Pengangkut Sayur ke Batam, Terbakar di Selat Air Hitam: Kapten dan ABK Selamat

“Kami punya informasi menarik soal lokasi penyimpanan uranium Iran. Kami tidak akan membiarkan mereka jadi negara nuklir,” kata Netanyahu, dikutip Times of Israel.

Serangan udara yang dilancarkan AS terhadap target strategis Iran, termasuk penggunaan pembom B-2 Spirit dan bom penghancur bunker GBU-57, menambah panas situasi. Iran sendiri mengancam akan melakukan balasan di waktu dan tempat yang akan mereka tentukan sendiri.

🌐 Reaksi Internasional: Seruan Damai dan Sidang PBB

Situasi yang kian memanas membuat sejumlah negara besar seperti Rusia dan Tiongkok menyerukan de-eskalasi segera. “Langkah sepihak hanya akan memperburuk kekacauan regional,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia. Sementara itu, Dewan Keamanan PBB dikabarkan segera menggelar sidang darurat guna membahas langkah internasional menghadapi krisis ini.

Dari dalam negeri, Kementerian Luar Negeri RI melalui Direktur Perlindungan WNI, Judha Nugraha, membenarkan bahwa seluruh WNI di Iran telah dikonsolidasikan ke Baku dan siap dipulangkan secara bertahap. Pemerintah juga memastikan seluruh warga dalam kondisi sehat dan aman.


📊 Infografis: Kronologi Evakuasi WNI dari Iran

TanggalPeristiwa
Sejak 2023Ketegangan nuklir Iran meningkat, uranium 60% ditemukan
Mei 2025Israel mulai serangan udara terbatas ke Iran
20 Juni 2025IAEA ungkap Iran bisa capai senjata nuklir dalam hitungan minggu
22 Juni 2025Kemlu RI umumkan 97 WNI telah berada di Baku
23 Juni 2025Gelombang pertama evakuasi 29 WNI diterbangkan ke Indonesia
24 Juni 2025WNI tiba di Tanah Air, Pemerintah siapkan evakuasi lanjutan

🆚 Analisis Singkat: Ancaman Nyata vs Kepentingan Nasional

Konflik Iran-Israel yang sebelumnya bersifat retoris kini mengarah ke aksi militer terbuka, terutama terkait isu nuklir. Dalam posisi ini, kepentingan utama Indonesia adalah menjamin keselamatan warga negara di kawasan konflik, sembari tetap menyerukan jalan damai dan diplomasi multilateral.

Baca Juga :  Kapal Meledak dan Terbakar di Galangan PT ASL Shipyard Batam, 9 Tewas dan Beberapa Luka Bakar

Budi Gunawan menutup pernyataannya dengan ajakan global:

“Indonesia mendorong semua pihak untuk kembali ke meja perundingan demi mencari penyelesaian permanen.”

(B.Rexxa)

Lebih Banyak Artikel

- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru