spot_img

Donald Trump Libatkan AS dalam Konflik Israel–Iran, Suara Pemakzulan Terangkat

Wednesday, September 10, 2025

Wajib dibaca

NARASIKEPRI.com, Washington & Timur Tengah — Keputusan mantan Presiden Donald Trump untuk mendukung dan bahkan mempertimbangkan langsung keterlibatan militer AS dalam serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran telah memicu kontroversi tajam di Amerika Serikat. Kritikus menuduh Trump melampaui batas kewenangannya, bahkan menyerukan pemakzulan melalui kongres.

Baca Juga: Dukungan Amerika Serikat terhadap Serangan Israel ke Iran Picu Krisis Internasional Baru

Donald Trump mengizinkan dan mendukung serangan gabungan oleh AS dan Israel terhadap lokasi nuklir Iran, termasuk Natanz, Fordow, dan Isfahan. Menurut laporan media, tindakan ini turut melibatkan serangan udara dan peluncuran rudal Tomahawk pada 21–22 Juni 2025.

whitehouse.gov+3reuters.com+3foxnews.com+3.

Trump menyambut hasilnya sebagai “sangat sukses” dan memperingatkan Iran agar segera menyerah atau menghadapi serangan lanjutan .

  • Donald Trump, sebagai Presiden AS saat ini, mengeluarkan arahan serangan dan dukungan terbuka.
  • Israel, melaksanakan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran.
  • Anggota Kongres AS, baik dari partai Demokrat dan bahkan beberapa Republikan, mengecam tindakan tersebut dan mendorong proses pemakzulan .

Operasi militer terjadi antara 21–22 Juni 2025, di fasilitas nuklir utama Iran: Natanz, Fordow, dan Isfahan. Fokus serangan berlangsung tepat ketika mendekati tenggat diplomatik 60 hari yang diberikan kepada Iran untuk mencapai kesepakatan baru dengan AS .

Menanggapi kekhawatiran atas program nuklir Iran yang semakin cepat progresnya, Trump mengambil pendekatan ‘peace through strength’ bersama Israel. Ia berpendapat tindakan militer ini krusial untuk mencegah ancaman nuklir terhadap AS dan sekutunya Namun, hal ini memicu pertanyaan serius soal legalitas dan otoritas konstitusional, karena tidak mendapat persetujuan kongres.

Bagaimana Reaksi?

  • Kongres AS: Suara bipartisan muncul terkait pembatasan kewenangan perang presiden lewat War Powers Act; Rep. Thomas Massie, Ro Khanna, AOC, dan Sen. Tim Kaine diperangi untuk mendesak proses persetujuan.
  • Demo & Suara Publik: Aktivis seperti AOC menyerukan pemakzulan, dengan tuduhan pelanggaran konstitusi dan “risiko konflik abadi” .
  • Pendukung Trump: Sejumlah senator dan anggota parlemen dari partai Republik memberikan pujian terhadap keputusan Trump, menekankan keamanan nasional.
Baca Juga :  Empat WNI Luka, Satu Tewas dalam Insiden Penembakan APMM di Perairan Malaysia

🔍 Analisis Singkat

Keputusan Trump memperjelas posisinya sebagai tokoh yang mengedepankan pendekatan konfrontatif—memprioritaskan tindakan militer dan sekutu dibanding prosedur demokratis tradisional. Namun, jika Kongres bersikukuh dan prosedur War Powers Act diterapkan, potensi bentrok antara cabang eksekutif dan legislatif AS semakin besar.


📌 Kesimpulan

Dengan dukungan terbuka terhadap Israel dan potensi serangan langsung terhadap Iran tanpa izin kongres, Trump telah menempatkan dirinya pada skenario rumit: kehilangan dukungan dari sebagian basis MAGA-nya dan memicu tindakan hukum dari pihak legislatif. Suara pemakzulan bukan sekadar retorika—ini membuka perdebatan serius mengenai pembagian kekuasaan dan tanggung jawab Presiden terhadap perang.

(B.Rexxa)

Lebih Banyak Artikel

- Advertisement -spot_img

Artikel Terbaru