NarasiKepri.com, Jakarta – Sebanyak 10 orang perwakilan masyarakat Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau, melakukan unjuk rasa di depan Kedutaan Besar China untuk Indonesia, di Jakarta, Rabu (14/8/2024) pagi.
Aksi ini dilakukan bersama dengan Tim Solidaritas Nasional untuk Rempang. Mereka menyerukan agar pemerintah China mencabut investasi Xinyi Grup dari Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.
Aris, salah satu warga Sembulang Hulu yang turut dalam aksi, menjelaskan bahwa unjuk rasa ini merupakan bentuk ikhtiar warga yang telah bertahan selama setahun terakhir.
Baca Juga: Kasus Penggelapan Mobil Batam: Kasat Reskrim Polresta Barelang Ajak Korban Melapor
“Lebih baik kami mati daripada harus hidup berlutut. Kami tidak mau digeser dari tanah leluhur kami,” kata Aris melalui sambungan telepon.
Para pengunjuk rasa berharap pemerintah China dapat mengevaluasi rencana pendanaan untuk Rempang Eco City, yang mereka anggap mengancam eksistensi 7.500 masyarakat Pulau Rempang dan merusak lingkungan ekologis di pulau tersebut.
“Jangan sampai tangan Tiongkok melalui investasi di Rempang menjadi sebab kerusakan lingkungan dan peradaban masyarakat di Pulau Rempang,” tambahnya.
Warga Rempang juga menggelar aksi di Kantor Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian dengan tuntutan serupa. Siti Hawa, seorang warga Sembulang Hulu, mengeluhkan kurangnya perhatian dari pemerintah baik di tingkat kelurahan maupun provinsi terhadap aspirasi mereka.
“Kami tidak lagi dapat bersuara di kampung kami. Kami sudah lelah mengeluh di Pemkot Batam dan di sana,” ujarnya.
Sebelumnya, warga Pulau Rempang mengalami bentrokan dengan aparat pada 7 September 2023 yang mengakibatkan mereka terpapar gas air mata dan peluru karet.
Baca Juga: Satreskrim Polres Bintan Gerebek Tambang Pasir Ilegal di Kampung Masiran, GN Ditangkap
“Meskipun negara ada di langit, kami akan datangi untuk memperjuangkan tanah dan ruang hidup kami. Kami sudah capek mengeluh,” kata Siti Hawa seperti dikutip kompas, Kamis (15/8/2024).
Manajer Kampanye Hutan dan Kebun Walhi Nasional, Uli Arta Siagian, yang turut mendampingi warga Pulau Rempang, menyatakan dukungannya terhadap perjuangan masyarakat.
Uli berharap perjuangan masyarakat Rempang didukung oleh seluruh masyarakat Indonesia, dan menilai bahwa PSN justru mengubah ketenangan masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.
“Puluhan warga Rempang sudah mengalami kriminalisasi dengan dalih perusakan kantor BP Batam. Pola ini digunakan oleh negara untuk membungkam warga yang menolak PSN,” jelasnya.
Aksi ini menjadi sorotan publik, menekankan perlunya perhatian terhadap dampak sosial dan lingkungan dari Proyek Strategis Nasional Rempang Eco City.
Penulis: redaksi